Sabtu, 08 Oktober 2016

Sejarah Sumpah Pemuda

Sejarah Sumpah Pemuda Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie. Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia.

 Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.

Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis. Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. 
Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan. 

 Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari : 

 Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI) 
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java) 
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond) 
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond) 
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond) 
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
 Pembantu III : Senduk (Jong Celebes) 
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon) 
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi) 
Peserta : 
 Abdul Muthalib Sangadji 
 Purnama Wulan 
 Abdul Rachman 
 Raden Soeharto 
 Abu Hanifah
 Raden Soekamso 
 Adnan Kapau Gani 
 Ramelan 
 Amir (Dienaren van Indie)
 Saerun (Keng Po) 
 Anta Permana
 Sahardjo Anwari 
 Sarbini  
Arnold Manonutu
 Sarmidi Mangunsarkoro
 Assaat 
 Sartono 
 Bahder Djohan 
 S.M. Kartosoewirjo
 Dali 
 Setiawan
 Darsa
 Sigit (Indonesische Studieclub) 
 Dien Pantouw 
 Siti Sundari
 Djuanda 
 Sjahpuddin Latif 
 Dr.Pijper 
 Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken) 
 Emma Puradiredja
 Soejono Djoenoed Poeponegoro
 Halim 
 R.M. Djoko Marsaid 
 Hamami 
 Soekamto 
 Jo Tumbuhan 
 Soekmono 
 Joesoepadi Soekowati (Volksraad)
 Jos Masdani 
 Soemanang 
 Kadir 
 Soemarto 
 Karto Menggolo 
 Soenario (PAPI & INPO)
 Kasman Singodimedjo 
 Soerjadi 
 Koentjoro Poerbopranoto
 Soewadji Prawirohardjo
 Martakusuma
 Soewirjo 
 Masmoen Rasid
 Soeworo 
 Mohammad Ali Hanafiah 
 Suhara
 Mohammad Nazif 
 Sujono (Volksraad) 
 Mohammad Roem
 Sulaeman 
 Mohammad Tabrani 
 Suwarni 
 Mohammad Tamzil 
 Tjahija 
 Muhidin (Pasundan) 
 Van der Plaas (Pemerintah Belanda) 
 Mukarno 
 Wilopo
 Muwardi 
 Wage Rudolf Soepratman 
 Nona Tumbel 

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut : PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia). KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia). KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia). Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya. Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi utama seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia. 

 dikutip dari : http://www.wikipedia.org